Sabtu, 03 September 2011

Proses Terbentuknya dan Jenis Awan



Jika langit sedang cerah, kita bisa melihat awan di langit. Awan tersebut terlihat seperti kapas-kapas yang sedang terbang di langit. Jika langit sedang cerah, maka awan akan terlihat berwarna putih. Sering kali kita lihat awan putih dengan berbagai bentuk. Kadang-kadang bergumpal-gumpal, kadang tersebar tipis, berbentuk seperti sisik ikan, atau bergaris-garis seperti serat. Sebentar terlihat bergumpal, tak lama kemudian berubah bentuk, bertebaran dibawa angin.

Memang, bentuk awan selalu berubah-ubah mengikuti keadaan cuaca. Sering kali awan berbentuk indah bagaikan lukisan di langit. Lihatlah di puncak gunung yang tinggi, akan terlihat awan yang memayungi gunung itu. Sungguh indah bukan ? Itulah salah satu dari kekuasaan Tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya ini. Lalu, kira-kira bagaimana ya awan itu terbentuk ?

Diawali dari turunnya hujan, kemudian sinar/cahaya Matahari yang sampai di permukaan bumi, lantas diserap bumi, tumbuhan, tanah, sungai, danau dan laut, sehingga menyebabkan air menguap. Uap air naik ke udara atau atmosfer. Uap air naik semakin lama semakin tinggi karena tekanan udara di dekat permukaan bumi lebih besar dibandingkan di atmosfer bagian atas. Semakin ke atas, suhu atmosfer juga semakin dingin, maka uap air mengembun pada debu-debu atmosfer, membentuk titik air yang sangat halus berukuran 2 - 100 mm (1 mm = 1 / 1.000.000 meter). Tanpa adanya debu atmosfer, yang disebut aerosol, pengembunan tidak mudah terjadi. Miliaran titik-titik air tersebut kemudian berkumpul membentuk awan.

Bentuk-bentuk Awan

Bentuk awan bermacam macam tergantung dari keadaan cuaca dan ketinggiannya. Tapi bentuk utamanya ada tiga jenis yaitu, yang berlapis-lapis dalam bahasa latin disebut stratus, yang bentuknya berserat-serat disebut cirrus, dan yang bergumpal-gumpal disebut cumulus (ejaan Indonesia: stratus, sirus, dan kumulus).

Di daerah rendah (kurang dari 3.000 m) yang terendah, awan stratus menutupi puncak gunung yang tidak terlalu tinggi. Di daerah rendah tengah, awan berbentuk strato-kumulus, dan yang dekat ketinggian 3.000 m awan berbentuk kumulus. Awan besar dan tebal di daerah rendah disebut kumulo-nimbus berpotensi menjadi hujan, menyebabkan terjadinya guruh dan petir.

Awan pada ketinggian menengah dapat terbentuk di atas gunung yang tingginya lebih dari 3.000 m, membentuk payung di atas puncaknya. Misalnya di atas Gunung Ciremai (3.078 m), di puncak-puncak pegunungan Jaya Wijaya di Irian yang tingginya antara 4.000-5.000 m, bahkan selalu diliputi salju. Demikian juga Gunung Fuji (3.776 m) puncaknya selalu diliputi salju putih cemerlang sangat indah. Pada ketinggian menengah ini dapat terbentuk awan alto-stratus yang berderet-deret, alto kumulus, dan alto-sirus.

Bagaimana dengan awan di daerah tinggi (di atas 6.000 m)? Di sana terbentuk awan siro-stratus yang tampak sebagai teja di sekitar matahari atau bulan. Juga terbentuk awan siro-kumulus yang bentuknya berkeping keping terhampar luas. Juga dapat terbentuk awan sirus yang tipis bertebar seperti asap.

Jenis-jenis awan

1. Stratus
Letaknya rendah, berwarna abu-abu dan pinggirnya bergerigi dan menghasilkan hujan gerimis salju.
2. Kumulus
Letaknya rendah, tidak menyatu / terpisah-pisah. Bagian dasarnya berwarna hitam dan di atasnya putih. Awan ini biasanya menghasilkan hujan
3. Stratokumulus
Letaknya rendah, berwarna putih atau keabua-abuan. Bentuknya bergelombang dan tidak membawa hujan.
4. Kumulonimbus
Letaknya rendah sperti menara, berwarna putih dan hitam, membawa badai.
5. Nimbostratus
Letaknya tidak terlalu tinggi, gelap, lapisannya pekat, bagian bawah bergerigi serta membawa hujan atau salju.
6. Altostratus
Ketinggian sedang, awan berwarna keabu-abuan, tipis, mengandung hujan.
7. Altokumulus
Ketinggian sedang, putih atau abu-abu, bergulung-gulung atau melingkar seperti makaroni.
8. Sirus
Tinggi, putih atau sebagian besar putih seperti sutra tipis, bergaris-garis
9. Sirostratus
Tinggi, putih seperti cadar, bisa juga seperi untaian, luas menutupi langit
10. Sirokumulus
Tinggi, tebal, putih, terpecah-pecah, mengandung butir-butir es kecil.

Ketinggian Awan

Berikut ini adalah ketinggian jenis awan utama yang diukur dari bagian dasar

1. Stratus, di bawah 450 m
2. Kumulus, Stratokumulus dan Kumulonimbus berada di ketinggian 450 - 2000 m
3. Nimbostratus, 900 - 3000 m
4. Altostratus dan Altokumulus berada di ketinggian 2000 - 7000m
5. Sirus, Sirostratus dan Sirokumulus berada di ketinggian 5000 - 13.500 m

Sumber : 1002 Fakta dan Data (Elexmedia) dan sumber lainnya
»»  READMORE...

Bagian - Bagian Mata



Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah terang atau gelap.

Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Organ mata manusia

1. Organ luar
* Bulu mata
* Alis mata
* Kelopak mata

2. Organ dalam
Bagian-bagian pada organ mata bekerjasama mengantarkan cahaya dari sumbernya menuju ke otak untuk dapat dicerna oleh sistem saraf manusia. Bagian-bagian tersebut adalah:

* Kornea
Merupakan bagian terluar dari bola mata yang menerima cahaya dari sumber cahaya.

* Pupil dan Iris/Selaput Pelangi
Dari kornea, cahaya akan diteruskan ke pupil. Pupil menentukan kuantitas cahaya yang masuk ke bagian mata yang lebih dalam. Pupil mata akan melebar jika kondisi ruangan yang gelap, dan akan menyempit jika kondisi ruangan terang. Lebar pupil dipengaruhi oleh iris di sekelilingnya.Iris berfungsi sebagai diafragma. Iris inilah terlihat sebagai bagian yang berwarna pada mata.

* Lensa mata
Lensa mata menerima cahaya dari pupil dan meneruskannya pada retina. Fungsi lensa mata adalah mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya jatuh tepat pada bintik kuning retina. Untuk melihat objek yang jauh (cahaya datang dari jauh), lensa mata akan menipis. Sedangkan untuk melihat objek yang dekat (cahaya datang dari dekat), lensa mata akan menebal.

* Retina/Selaput Jala
Retina adalah bagian mata yang paling peka terhadap cahaya, khususnya bagian retina yang disebut bintik kuning. Setelah retina, cahaya diteruskan ke saraf optik.

* Saraf optik
Saraf yang memasuki sel tali dan kerucut dalam retina, untuk menuju ke otak
»»  READMORE...

Trikoma pada Tumbuhan



Trikoma adalah tonjolan epidermis yang terdiri dari satu atau lebih sel. Trikoma dapat dikelompokkan dalam beberapa golongan : (1) trikoma non glandular (bukan rambut kelenjar) seperti rambut sisik, rambut bintang, rambut bercabang, dan rambut tunggal, (2) trikoma glandular (rambut kelenjar) misalnya trikoma hidatoda, kelenjar garam, kelenjar madu, dan rambut gatal, dan (3) rambut akar merupakan tonjolan sel epidermis akar, berdinding tipis dan bervakuola besar. Hanya sel-sel trikoblas yang dapat membentuk rambut akar.

Exodermis

Exodermis terbentuk dari lapisan sel di bawah epidermis dimana dinding selnya mengalami penebalan dengan suberin dan lignin. Tebal exodermis bervariasi mulai dari satu lapis sel sampai beberapa lapis. Kadang-kadang di sebelah dalam exodermis terdapat sklerenkim sebagai jaringan penguat.

Endodermis

Endodermis tersusun atas sederet sel yang membentuk silinder dan terdapat pada hampir semua tumbuhan tingkat tinggi. Silinder sel ini menjadi batas dalam dari korteks akar serta melindungi bagian dalam dari akar (stele). Mula-mula sel penyusun endodermis ini membentuk penebalan seperti pita melingkar sepanjang dinding, sehingga dinamakan pita Caspary. Sel endodermis yang berhadapan dengan xilem tidak segera mengalami penebalan sehingga hanya mempunyai pita Caspary. Sel-sel semacam ini disebut sel peresap karena dianggap mampu melalukan air dan senyawa yang larut di dalamnya dari korteks ke stele dan sebaliknya.

Jaringan Gabus

Terdiri atas sel-sel mati, mempunyai penebalan dinding terdiri dari suberin serta berasal dari hasil pembelahan kambium gabus. Bentuk gabus umumnya dapat dibedakan atas dua jenis, yaitu yang besar berdinding tipis dan yang pipih berdinding tebal. Dengan adanya penebalan sekunder, jaringan gabus bersama jaringan lain yang berlekatan membentuk ritidoma (kulit kayu) yang nanti akan terkelupas. Umumnya bagian pucuk tumbuhan yang luka akan segera ditutup oleh jaringan gabus luka. Dari jaringan yang hidup akan terbentuk folagen yang membentuk gabus untuk melindungi tubuh dari kehilangan air dan serangan jamur atau bakteri.

sumber : Akujagoan.com
»»  READMORE...

kunang kunang hewan yang memiliki cahaya

Kunang - Kunang

Kunang-kunang adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh "sinar dingin" yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah dan memiliki panjang gelombang 510 sampai 670 nanometer, dengan warna merah pucat, kuning, atau hijau, dengan efisiensi sinar sampai 96%.

Kunang-kunang termasuk dalam golongan Lampyridae yang merupakan familia dalam ordo kumbang Coleoptera. Ia berkerabat dengan kumbang kelapa atau kutu beras- hanya berbeda keluarga, kunang-kunang tergolong keluarga Lampyridae. Ada lebih dari 2000 spesies kunang-kunang, yang dapat ditemukan di daerah empat musim dan tropis di seluruh dunia. Dari 2000-an lebih jenis kunang-kunang, sebagian besar ditemukan hidup di daerah tropis termasuk Indonesia.

Seperti semua kumbang-kumbangan, kunang-kunang memiliki pasangan sayap depan keras yang berperan melindungi sayap belakangnya yang tipis dan transparan. Aktivitas terbang terutama dilakukan oleh pasangan sayap belakang. Dengan susunan sayap seperti itu kunang-kunang bukanlah penerbang cepat seperti capung atau penerbang lemah gemulai seperti kupu-kupu, kunang-kunang adalah penerbang yang kaku dan lamban.

Kunang-kunang jantan berbeda dengan betina dari ukuran tubuhnya yang lebih kecil. Mata majemuk kunang-kunang jantan lebih besar yang berperan penting dalam melihat cahaya kunang-kunang betina di rerumputan.

Kunang-kunang, juga disebut serangga petir, nama umum untuk semua keluarga besar kumbang bercahaya. Ada sekitar 1100 spesies yang ditemukan di seluruh daerah tropis dan subtropis. Kunang-kunang dewasa memanjang, relatif bertubuh lunak kumbang hingga 2,5 cm (hingga 1 in) lama. Umum spesies Amerika Utara sekitar 1 cm (sekitar 0,4 in) lama. Mereka adalah berwarna gelap, tetapi mungkin memiliki tanda kuning atau oranye. Luminescent kelenjar terletak di sisi bawah perut bagian belakang segmen (lihat Bioluminescence).

Kedua jenis kelamin biasanya terbang, dan mereka memancarkan cahaya berselang sinyal untuk menarik pasangan atau mangsa. Mereka sering terlihat di padang rumput di akhir musim semi dan musim panas malam. Larva kunang-kunang aktif, tanah-tinggal predator. Larva dari beberapa spesies juga berkilau dan disebut glowworms, istilah yang juga diterapkan untuk phengodid kumbang, terkait erat dengan sebuah keluarga.

Cahaya Kunang - Kunang

Cahaya kunang-kunang dihasilkan oleh organ penghasil cahaya, yaitu sisi bawah ruas khusus yang terletak pada bagian ujung perut. Organ cahaya umumnya berwarna kuning cerah dengan Jumlah satu atau beberapa ruas.

Pembentukan cahaya kunang-kunang melibatkan zat luciferin dan enzim luciferase yang dihasilkan oleh sel-sel yang menyusun organ cahaya. Cahaya kunang-kunang mungkin kuning kehijauan, hijau kebiruan atau merah jingga (tergantung jenisnya) dengan kekuatan sekitar 1/40 kandela. Pada jenis Photinus pyralis betina, kedipan cahaya terjadi setiap selang 2 detik sedangkan pada yang jantan setiap 5 detik.

Luciferase adalah nama sebuah enzim yang bisa memendarkan cahaya. Produksi cahaya pada kunang-kunang merupakan reaksi kimia yang terjadi pada organ pemancar cahaya, seperti bagian bawah abdomen (perut). Pada bagian ini, enzim luciferase menggunakan luciferin sebagai substrat untuk merangsang pemancaran cahaya. Cahaya yang dihasilkan memiliki panjang gelombang antara 510 sampai 670 nanometer dengan warna pucat kekuningan sampai hijau kemerahan.

Reaksi yang terjadi tersebut tergolong sangat efisien karena dari total reaksi, 96% diubah menjadi cahaya. Keberhasilan isolasi gen (kloning) luciferase dari kunang-kunang Photinus pyralis pada awal 1980-an oleh Helinski dan Marlene merupakan salah satu babak baru dalam perkembangan bioteknologi [4]. Sama halnya dengan GUS, luciferase juga digunakan untuk analisa ekspresi gen atau sebagai reporter.

Luciferase menghasilkan cahaya dengan cara mengoksidasi luciferin dan pada umumnya bersifat ATP-dependent. Penggunaan luciferase sebagai reporter gen memiliki keunggulan di antaranya luciferin (substrat) yang dipakai bersifat water soluble (larut dalam air) sehingga dapat dengan mudah masuk ke dalam sel. Selain itu, luciferase bisa melangsungkan reaksinya di dalam sel hidup karena produk reaksinya tidak bersifat toxic (beracun) bagi makhluk hidup.

Akan tetapi, meskipun kunang-kunang menghasilkan cahaya hampir 20 kali lebih besar dari bola lampu, suhu kunang-kunang tidak naik karena cahaya mereka bersifat dingin. Manusia hanya mampu membuat cahaya dingin dilaboratorium setelah melakukan serangkaian reaksi kimia.

Kunang-kunang dapat mengendalikan sepenuhnya pencahayaan, ia dapat menghidupkan atau mematikan cahaya kapanpun ia mau. Sifat pancaran cahaya tersebut berbeda-beda sesuai keadaan, sehingga kedipan cahaya tertentu menandakan bahaya sedangkan kedipan lain merupakan upaya menarik perhatian lawan jenis.

HABITAT Kunang - Kunang

Banyak sepesies ini yang ditemukan di rawa atau hutan yang basah dimana tersedia banyak persediaan makanan untuk larvanya. Dan juga terdapat di tepi-tepi sungai maupun sepanjang sungai. Bila di desa, mungkin di daerah kebun atau biasa di sebut ‘tegalan’. Mungkin ada juga yang pernah menemukannya di areal pekuburan.

JENIS MAKANAN

Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, cacing, maupun serangga lain.

CARA PEMELIHARAAN

Bila ingin memelihara kunang-kunang, sebaiknya menyiapkan tempat yang di desain hampir sama dengan habitat aslinya. Tidak harus seluas dengan yang aslinya. Yang penting kunang-kunang nyaman dan betah tinggal disana. Makanannya pun bisa di ambil dari alam sekitar kita.

REPRODUKSI Kunang-Kunang

Diketahui ada dua tipe ritual perkawinan kunang-kunang. Tipe pertama, kunang-kunang betina akan melepaskan cahaya yang menarik perhatian kunang-kunang jantan. Pada tipe ini, kunang-kunang betina merupakan pihak yang aktif mencari pasangan sedangkan yang jantan pasif.

Pada tipe kedua, ritual perkawinan diawali dengan kedipan-kedipan cahaya kunang-kunang jantan yang mengabarkan bahwa ia adalah perjaka atau duda kesepian yang tengah mencari kekasihnya yang kini entah dimana. Terbang kian kemari sambil berharap ada kunang-kunang betina yang sedang mejeng mencari jodoh.

Kedipan cahaya suatu jenis kunang-kunang memiliki warna, intensitas dan kekuatan yang khas sehingga hanya kunang-kunang jenis yang sama yang mampu mengartikulasikan makna kedipan cahaya tersebut. Kekhasan cahaya pada saat mencari pasangan ini pulalah yang digunakan oleh para ahli untuk membedakan berbagai jenis kunang-kunang.

Kunang-kunang betina jarang terbang mencari pasangan hidup, ia hanya menunggu di atas tanah atau rerumputan sambil berharap ada isyarat dari kunang-kunang jantan yang bakal menjadi tambatan hatinya. Ketika melihat cahaya kunang-kunang jantan, sang betina akan memberikan respon dengan pancaran cahaya yang mengisyaratkan bahwa ia telah mengenali signal sang jantan.

Selanjutnya pejantan terbang menuju betina dambaan hidupnya. Setelah dekat, kunang-kunang jantan mengeluarkan cahaya terang berkali-kali, mungkin untuk meyakinkan bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Demikian juga si betina akan mengeluarkan sinar terang yang menandakan siap bercumbu, pejantan akan mendekati betina dan kemudian mereka kawin.

Proses perkawinan terjadi dengan saling menyentuhkan kedua alat kelaminnya yang berada di ujung perut dan dilanjutkan dengan transfer paket sperma dari pejantan ke tubuh betina. Paket sperma akan disimpan di dalam abdomen betina sampai ia siap bertelur. Proses perkawinan dapat berlanjut sepanjang malam, dan pada saat itu kunang-kunang tidak mengeluarkan cahaya.

Setelah proses perkawinan, betina langsung memakan sang kekasihnya yang telah membuahi sel telurnya. Serangga jenis tertentu juga ada yang mempunyai kebiasaan seperti ini seperti Black widow, dll. Dengan memakan lawan jenisnya, maka sang betina mendapatkan tambahan protein untuk membesarkan sel telur yang ada dalam tubuhnya.

Kunang-kunang bertelur pada saat hari gelap, telur-telurnya yang berjumlah antara 100 dan 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan. Pekuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu merupakan lokasi ideal perteluran kunang-kunang.

Setelah sekitar 30 hari, muncul larva kunang-kunang menyerupai cacing memancarkan cahaya, bentuknya pipih dengan kepala kecil dan rahang kuat. Fungsi cahaya pada larva hanya untuk memperingatkan pemangsa agar tidak mencoba mengganggunya. Aktivitas utama larva adalah makan makanan yang berupa cacing tanah, siput kecil atau serangga kecil lain.Masa larva merupakan masa paling lama yaitu sekitar1-2 tahun sebelum menjadi kepom-pong. Hanya sebagian kecil dari telur kunang-kunang menetas menjadi larva dan hanya sedikit larva yang sukses menjadi kepompong. Beberapa pemangsa memangsa telur maupun kunang-kunang yunior.

Sebelum menjadi kepompong larva akan membuat liang di dalam tanah. Selanjutnya ia akan masuk dan melingkarkan tubuhnya di dakam liang. Mulutnya akan mengeluarkan lendir lengket yang ditempelkan di dinding liang. Setelah sebulan larva beristirahat dalam bilik, ia menanggalkan kulit untuk terakhir kali dan memasuki masa kepompong. Kepompong pada mulanya berwarna kuning pucat dan perlahan-lahan menjadi gelap, masa kepompong berlangsung sekitar 10 hari.

Kunang-kunang dewasa keluar dari kepompong dengan tubuh pucat yang akhirnya berkembang menjadi lebih gelap. Kedua pasang sayap direntangkan agar mengembang dan kering. Kunang-kunang dewasa ini tinggal di dalam bilik selama beberapa hari sampai kedua sayap depannya benar-benar keras dan membentuk elitera, perisai yang melindungi kedua sayap belakangnya yang lunak.

Kunang-kunang dewasa hidup selama 2 - 3 minggu, untuk melakukan perkawinan. Selama itu aktivitas makan kunang-kunang sangat beragam, beberapa jenis hanya mengisap cairan tumbuhan sementara jenis lainnya meneruskan kebiasaan makan seperti ketika masih larva, sebagai pemakan serangga lain atau siput-siputan kecil.

PERANAN Kunang - Kunang DALAM KEHIDUPAN

Seperti pada beberapa hewan lainnya, kunang-kunang juga memiliki arti penting dalambeberapa legenda dan kebudayaan. Dalam mitologi bangsa Maya, kunang-kunang sering dikaitkan dengan bintang. Kunang-kunang juga dianggap mewakili utusan dalam kuil-kuil Dewa Maya.

Orang-orang Cina kuno sering memasukkan kunang-kunang dalam sebuah kotak transparan untuk kemudian digunakan sebagai lentera. Sementara dalam kebudayaan dan ceritarakyat Jepang, kunang-kunang memiliki arti yang sama besarnya dengan bunga Sakura yang terkenal itu.

Kunang-kunang, yang memancarkan sinar untuk saling mengenali atau untuk memberi tanda kawin, menggunakan panjang gelombang sinar yang berbeda, tergantung pada spesiesnya. Selain itu, pada beberapa spesies, kunang-kunang jantan yang mula-mula menyorotkan sinar untuk menarik sang betina, sementara pada spesies lainnya, sang betina yang “memanggil.” Sebagian kunang-kunang menggunakan cahaya mereka untuk mempertahankan diri. Mereka mengeluarkan sinar sebagai tanda pada musuh bahwa mereka bukan makanan yang lezat.

Bagi kunang-kunang kelompok Photuris, cahaya mereka berperan pula dalam perburuan. Betina jenis ini dapat meniru kerlipan sinyal cahaya yang dipancarkan betina jenis lain, misalnya Photuris. Dengan sinyal cahaya palsu ini, kunang-kunang jantan jenis Photuris pun terjebak dan dimakan oleh Photuris betina.

Cahaya kunang-kunang berperan pula sebagai tanda peringatan, untuk memperingatkan antar-sesama jenisnya tentang ancaman bahaya, maupun peringatan bagi serangga dan burung pemangsa agar tidak memakannya.

Sebab, zat pemicu pembentukan cahaya kunang-kunang berasa pahit. Kalaupun ada serangga pemangsa yang nekad, mereka biasanya memakan tubuh kunang-kunang dari bagian kepala, terus hingga ke bagian belakang, kecuali bagian perut yang tidak dimakannya.

Pemanfaatan sinar dingin di Tiongkok dimulai sejak Dinasti Ming 500 tahun yang lalu. Konon seorang ilmuwan zaman kuno menggunakan penerangan kantong berisi banyak kunang-kunang untuk membaca buku di malam hari, dan nelayan juga menggunakan"kunang-kunang" untuk penerangan di malam guna menangkap ikan. Sedang di zaman sekarang yang maju teknologinya, sinar dingin digunakan lebih luas.

Penggunaan sinar dingin di sumur tambang untuk menghindari peledakan gas. Sinar dingin digunakan dalam penyapuan ranjau air dapat menghindari gangguan elektromagnetik lampu listrik. Dalam praktek klinis, sinar dingin digunakan untuk mendiagnosa sementara penyakit. Zat sinar dingin pada dinding ruang operasi atau perpustakaan bisa bercahaya di malam hari.

Kini ada arsitek menggunakan semacam zat sinar dingin khusus untuk membuat berbagai lukisan di ruang tidur. Gambar-gambar itu tidak terlihat di siang hari, dan baru akan tampak dengan menggunakan sorotan sinar ultra violet khusus di malam hari. Misalnya suatu alat untuk memperbaiki tidur sudah berhasil dibuat.

Di siang hari, dalam kamar tidur tidak ada sesuatu yang istimewa, tapi setelah lampu dipadamkan pada malam hari menjelang tidur, langit-langit dan dinding kamar tidur akan memancarkan sinar berkedip-kedip, ditambah musik dan harum bunga yang lembut akan membantu anda cepat pulas. Alat "sinar dingin" yang modern itu sungguh mengagumkan, dan disambut hangat oleh masyarakat.

Sinar dingin warna-warni sedang memasuki berbagai bidang kehidupan kita. Misalnya anak kunci "sinar fluor" warna-warni yang muncul baru-baru ini mendapat sambutan luas. Anak kunci itu dihias dengan berbagai gambar warna-warni, sangat menarik, disamping berfungsi sebagai anak kunci, sangat mudah untuk dibedakan. Anak kunci kantor dan rumah serta kunci-kunci lain mudah sekali dibedakan asal diberi warna yang berbeda sehingga memudahkan untuk membuka pintu dalam keadaan gelap.

Sinar dingin berwarna juga dapat digunakan untuk berbagai macam perhiasan, misalnya bingkai kacamata, alat memancing, anting-anting, gelang tangan, kalung dan lain-lain. Kembang api sinar dingin yang banyak digunakan dalam pertunjukan kesenian panggung, serta "tongkat sinar fluor" yang dimainkan penonton adalah produk yang memanfaatkan sinar dingin.

Detektor Bakteri dan Sel Kanker

Cahaya kunang-kunang kini dipakai dalam teknologi pendeteksian kuman mematikan, seperti E. coli atau legionella, dalam kolam renang dan tempat pemandian. E coli adalah bakteri penyebab penyakit saluran pencernaan manusia, sedangkan bakteri legionella merupakan bakteri penyebab penyakit paru-paru (sejenis pneumonia) dengan tingkat kematian penderita 5-15%.

Kehadiran kuman tersebut di kolam renang tentunya tidak diinginkan. Para pakar dari Biotrace International telah berhasil membuat perangkat yang dapat mengenali keberadaan kuman-kuman tersebut dalam hitungan detik; lebih baik daripada cara lama yang memakan waktu berhari-hari. A

lat ini bekerja menggunakan enzim luciferase kunang-kunang, yang akan menghasilkan cahaya ketika mengenai kuman bakteri tersebut. Jumlah bakteri yang ada pun dapat ditentukan berdasarkan kekuatan cahaya yang dihasilkan. Penggunaan alat ini telah merambah industri makanan, dan sekitar 15 juta paket alat tersebut telah terjual, demikian menurut BBC News, 9 Mei 2003.

Dua tahun lalu, meski baru tahap uji pada tikus, hasil kerja peneliti University of California, at Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat, menemukan bahwa zat kimia yang menjadikan kunang-kunang bercahaya mungkin dapat membantu dokter mengetahui penyebaran kanker prostat sehingga dapat melakukan pengobatan langsung ke arah sasaran. Teknik rekayasa genetika digunakan untuk mengirim gen-gen zat kimia penghasil cahaya kunang-kunang langsung ke sel-sel kanker pada tikus percobaan.

Setelah tiga minggu, kamera pencitra berhasil mengetahui sel-sel kanker pada sum-sum tulang belakang dan paru-paru karena cahaya kunang-kunang yang dipancarkan sel tersebut. Dr. Lily Wu, asisten profesor di UCLA, berkata: “Sekali Anda mengetahui di mana kanker itu berada, Anda mendapatkan pegangan untuk mengobatinya. Ini jauh lebih baik daripada mengobati keseluruhan tubuh dengan pengobatan kimia.

Dengan melekatkan cahaya pada sel-sel kanker, kita dapat berkata, ‘nah, itu dia di sana’, dan kemudian membidiknya.” (BBC, Health, 22 Juli 2002). Kelebihan cara ini adalah, meskipun cahaya yang dihasilkan redup dan berada di dalam tubuh, namun masih bisa dideteksi dari luar menggunakan perangkat sensor tercanggih.

Dr. Theodossiss Theodossiou, dokter dari National Medical Laser Center Univeristy College, London juga menggunakan teknologi pencahayaan kunang-kunang dalam mengembangkan terapi fotodinamika. Teknik ini berupaya menghancurkan sel kanker dari dalam tubuh dengan menyisipkan gen yang akan menjadi sumber cahaya ke sel kanker itu sendiri. Setelah bercahaya layaknya kunang-kunang, sel kanker dipicu untuk menghasilkan zat racun yang kemudian memaksa sel kanker itu menghancurkan dirinya sendiri.

Para peneliti juga terilhami menggunakan teknologi pencahayaan kunang-kunang untuk berbagai hal, termasuk untuk memantau baik tidaknya teknik pengobatan baru bekerja. Di Michigan University, Amerika Serikat, dilaporkan bahwa teknologi ini dapat dipakai untuk mempercepat pengujian obat baru untuk penyakit seperti kanker, stroke, AIDS, kelainan kekebalan tubuh, penyakit darah, kerusakan akibat serangan jantung, penyakit karena kerusakan saraf, dan aneka kelainan lain yang memerlukan pembunuhan sel oleh obat, atau untuk menghentikan kematian sel. Teknik ini juga dapat dipakai untuk memonitor berbagai proses yang terjadi di tingkat sel.

Teknologi penggunaan cahaya kunang-kunang dalam beragam bidang oleh para pakar ini pastilah bukti akan kesempurnaan penciptaan kunang-kunang yang tak dapat dibuat oleh para pakar tersebut, dan mengilhami teknologi mereka. Semua ini merupakan cerminan kecerdasan tak tertandingi dari sang Pencipta, Allah SWT. Dialah Yang Maha Pemurah, yang menciptakan segala makhluk agar dipikirkan dan dimanfaatkan demi kemaslahatan manusia. Seharusnyalah manusia mengagungkan Allah, menghamba dan bersyukur kepadaNya.

KESIMPULAN

Kunang-kunang termasuk dalam golongan Lampyridae yang merupakan familia dalam ordo kumbang Coleoptera. Kunang-kunang mempunyai kemampuan menghasilkan cahaya sendiri. Luciferase adalah nama sebuah enzim yang bisa memendarkan cahaya pada kunang-kunang. Jarang ada orang yang ingin memelihara kunang-kunang. Menemukan hewannya saja juga susah.

Hal itu dikarenakan karena habitatnya sudah terusik oleh ulah-ulah manusia sehingga mereka sulit berkembang biak. Tugas kita sebagai manusia lah untuk menjaga habitatnya dan mengembalikannya agar seimbang sehingga hewan-hewan seperti kunang-kunang ini dapat senantiasa melangsungkan keturunannya. Bila tidak, suatu saat nanti kunang-kunang berada dalam kategori binatang langka.

DAFTAR PUSTAKA

http://inahk68.blogspot.com/
http://faktaunik.wordpress.com/2009/08/14/tahukah-kalian-apa-fungsi-lampu-di-tubuh-kunang-kunang/
http://www.harunyahya.com
http://renrenblogs.blogspot.com/
http://rohissmandu.wordpress.com/
http://richmountain.wordpress.com/fauna/kunang-kunang/
»»  READMORE...

Interaksi Antar Spesies Anggota Populasi



Ketika kita mendengar kata interaksi tentunya hal ini mengacu pada hubungan antar satu sama lain dalam suatu kelompok. Kali ini saya akan membahas mengenai interaksi antar spesies dalam anggota populasi. Seperti kita tahu dalam suatu spesies terdapat beragam individu (populasi) namun pada intinya mereka mempunyai hubungan kekerabatan antar satu sama lain.

Namun hubungan atau interaksi antar satu sama lain, dapat menguntungkan satu pihak, kedua pihak, maupun merugikan salah satu pihak. Maka dari itu kami akan membahas secara runtut dan berurut antara lain : Tipe-tipe Interaksi Antar-spesies dan Persaingan Intra-Interspesifik.

Pembahasan pertama yakni tipe - tipe interkasi antar-spesies, dalam interaksi ini secara teori, spesies-spesies dalam suatu populasi saling berinteraksi satu dengan lainnya. Dan membentuk interaksi yang positif, negatif, maupun NOL. Dari bentuk interaksi tersebut terdapat 9 kombinasi yang dapat dibagi menjadi berikut:

1. Neutralisme, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi.

2. Kompetisi ( tipe gangguan lansung), yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing langsung saling menghalangi secara aktif.

3. Kompetisi (tipe penggunaan sumberdaya alam), yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies dalam penggunaan sumberdaya alam yang persediaannya berada dalam kondisi kekurangan.

4. Amensalisme, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang berakibat salah satu pihak dirugikan, sedangkan pihak lainnya tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi.

5. Parasitisme, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang berakibat salah satu pihak (inang) dirugikan, sedangkan pihak lainnya (parasit) diuntungkan.

6. Predasi atau pemangsaan, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang salah satu pihak (prey, organisme yang diomangsa), sedangkan pihak lainnya (predator, organisme yang memangsa) beruntung.

7. Komensalisme, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang salah satu pihaknya beruntung, sedangkan pihaknya lainnya tidak terpengaruh oleh adanya asosiasi.

8. Protokooperasi, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing memperoleh keuntungan karena adanya asosiasi. tetapi asosiasi yang terjadi tidak merupakan suatu keharusan.

9. Mutualisme, yaitu interaksi antara dua atau lebih spesies yang masing-masing memperoleh keuntungan oleh adanya asosiasi dan masing-masing spesies memang saling membutuhkan dan merupakan suatu keharusan untuk berasosiasi.

Setelah pemaparan ini kita tentunya mempunyai gambaran untuk setiap kombinasi baik perilaku langsung maupun tak langsung dari interaksi yang mungkin terjadi antar-spesies dari anggota populasi tersebut. Penjelasan diatas setidaknya sudah mewakili sikap interaksi dari antar-spesies. Untuk pembahasan selanjutnya yakni persaingan intra-spesifik antar spesies dalam anggota populasi.

Adapun persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber daya alam, tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup dan pertumbuhannya.

Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979), persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsure hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya.(Indriyanto,2006)

Harper(1961) dalam Dede Setiadi,1989, menyatakan bahwa persaingan antar jenis digunakan untuk menggambarkan adanya persaingan antara individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan antar jenis terdiri atas:
1. persaingan aktivitas dan
2. persaingan sumberdaya alam.

Selain itu masih banyak faktor yang dapat mempengaruhi besarnya dampak yang dihasilkan dari persaingan intra-spesifik ini. Karena menyangkut persaingan individu sejenis maka kita dapat mengesampingkan faktor fisik dari individu tersebut. Sedangkan kita fokus ke cara bersaing individu tersebut satu sama lain.

Namun karena kali ini penulis tidak punya cukup waktu maka kita akan membahas persaingan intra-spesisifik dari persaingan antar-tumbuhan. Menurut Kershan(1973), mengemukakan bahwa persaingan antar jenis yang terdiri atas fase sedling sangat menentukan jumlah tanaman yang dapat hidup sampai tingkat dewasa.(Dede Setiadi,1989)

Adapun Persaingan intra-spesifik pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Jenis tanaman : sifat-sifat biologi tanaman, system perakaran, bentuk pertumbuhan dan fisiologi tumbuhan. Misal sistem perakaran tanaman ilalang yang menyebar luas menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar seperti daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tibggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air.

2. Kepadatan tumbuhan : jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.

3. Penyebaran tanaman: penyebaran tanaman dapat dilakukan melalui penyebaran biji dan melalui rimpang(akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi dari tanaman ynag menyebar melalui rimpang. Namun demikian persaingan penyebaran tanaman tersebut sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen dan air.

4. Waktu: adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Peruode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.(Wijiyanti,2008)

Setelah memahami materi dan pembahasan ini maka diharapkan kita dapat memahami interaksi yang terjadi dalam anggota populasi antara satu spesies dengan spesies lainnya. Namun untuk mengerti interaksi sebenarnya dengan menggunakan objek yang nyata untuk membuktikan bentuk interaksi tersebut.

Referensi :
http://forestgama.blogspot.com/2009/03/tipe-tipe-interaksi-antar-species.html
http://rinaningtyasbiology.blogspot.com/2011/01/i_3079.html
http://khatulistiwa.net/khatulistiwa.php?c=263&p=7473
»»  READMORE...

Strafikasi perairan air tawar



Dalam memahami stratifikasi perairan air tawar, dapat kita golongkan sebagai air permukaan (surface water) yang meliputi danau, kolam, waduk (resrvoir), dan sebagainya. Perairan air tawar seperti danau, umumnya mengalami stratifikasi dalam badan air secara vertikal akibat adanya perbedaan cahaya, suhu dan perbedaan tingkat kesuburan. Selain disebabkan oleh arus stratifikasi vertikal juga dipengaruhi oleh kedalaman dan musim.

Stratifikasi vertikal kolom air pada perairan air tawar yang diakibatkan oleh intensitas cahaya yang masuk ke perairan dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

1) Lapisan eufotik, yang merupakan lapisan yang masih mendapat cukup cahaya matahari;

2) Lapisan kompensasi adalah lapisan dengan intensitas cahaya sebesar 1% dari intensitas cahaya permukaan;

3) Lapisan profundal, yaitu lapisan yang terletak di bawah lapisan kompensasi, dengan intensitas cahaya sangat kecil atau bahkan tidak terdapat cahaya (afotik).

Stratifikasi vertikal kolom air yang berdasarkan perbedaan panas (perbedaan suhu) pada setiap kedalaman perairan dikelompokkan menjadi tiga (3) yaitu :

1) Epilimnion merupakan lapisan bagian atas perairan. Lapisan ini bagian yang hangat kolom air, suhu relatif konstan (perubahan suhu sangat kecil secara vertikal). Seluruh massa air di lapisan ini tercampur dengan baik karena pengaruh angin dan gelombang.

2) Metalimnion atau yang sering disebut Termoklin, terletak di bawah lapisan epilimnion. Perubahan suhu dan panas secara vertikal relatif besar pada lapisan ini. Setiap penambahan kedalaman satu meter terjadi penurunan suhu air sekitar 1 derajat celcius.

3) Hipolimnion, terletak di bawah lapisan termoklin. Lapisan ini lebih dingin, bercirikan adanya perbedaan suhu secara vertikal relatif kecil. Sifat massa airnya stagnan, tidak mengalami percampuran (mixing) dan memiliki kekentalan air (densitas) yang lebih besar. Pada umumnya di wilayah tropis memiliki perbedaan suhu air permukaan dengan bagian dasar hanya sekitar 2 - 3 derajat celcius (1).

Dilihat dari tingkat kesuburan perairan air tawar (danau) maka dapat dibagi menjadi lima (5) kelompok yaitu :

1) Oligotrofik, perairan yang miskin unsur hara dan produktivitas rendah (produktivitas primer dan biomassa rendah). Perairan ini memiliki kadar nitrogen dan fosfor rendah, namun cenderung jenuh dengan oksigen.

2) Mesotrofik, perairan yang memiliki unsur hara dan produktivitas sedang (produktivitas primer dan biomassa sedang). Perairan ini merupakan peralihan antara oligotrofik dan eutrofik.

3) Eutrofik, perairan kaya unsur hara dan produktivitas tinggi. Perairan ini memiliki tingkat kecerahan rendah dan oksigen pada lapisan hipolimnion dapat lebih kecil dari 1 mg/liter.

4) Hiper-eutrofik, perairan dengan kandungan unsur hara dan produktivitas primer sangat tinggi. Pada lapisan hipolimnion tidak terdapat oksigen (kondisi anoksik).

5). Distrofik merupakan jenis perairan yang banyak mengandung bahan organik, seperti humus dan fulfic. Jenis perairan seperti ini (danau) banyak menerima bahan organik dari tumbuhan yang berasal dari daratan sekitarnya, sehingga biasanya memiliki produktivitas primer rendah (2).

Dengan demikian dalam stratifikasi perairan air tawar menggunakan stratifikasi vertikal kolom air, yang dapat distratifikasi lagi dalam tiga indikator, seperti: intensitas cahaya, perbedaan suhu, dan tingkat kesuburan air. Namun demikian untuk mengindikasi stratifikasi perairan air tawar dapat juga menggunakan macam stratifikasi lainnya, hal ini bergantung pada hasil yang ingin dicapai dalam pengamatan.
»»  READMORE...

Jumat, 19 Agustus 2011

AMIRUL MUKMININ MEMULIAKAN MAKAM NABI SAW

Sayyidina Umar bin Khattab ra adalah salah seorang pecinta Rasul saw, beliau ra selalu tak ingin berpisah dengan Rasul saw, maka ketika ia telah dihadapan sakratulmaut, Yaitu sebuah serangan pedang yg merobek perutnya dengan luka yg sangat lebar, beliau tersungur robo dan mulai tersengal sengal beliau berkata : “dekatkan aku susu”, alangkah mulianya Amirulmukminin ini, beliau masih ingat sunnah Nabinya saw yg menyukai susu, maka saat susu itu diminumkan, segera susu itu tumpah dari luka diperutnya, maka ia memahami bahwa ia sudah ...diambang sakratulmaut, ia menoleh dan berkata kepada putranya (Abdullah bin Umar ra),

"Pergilah pada ummulmukminin, katakan padanya aku berkirim salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin dimakamkan disebelah Makam Rasul saw dan Abubakar ra", maka ketika Ummulmukminin telah mengizinkannya maka berkatalah Umar ra : "Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu (dimakamkan disamping makam Rasul saw), maka bila aku wafat, usunglah aku kesana, dan ucapkan lagi salam, dan mohonkan izin lagi pada Ummulmukminin, bila beliau mengizinkan maka kuburkan aku, kalau beliau menolak maka tolaklah aku ke pekuburan muslimin" (Shahih Bukhari ).

Mustahil Umar ra meminta berkali-kali untuk diizinkan dimakamkan disebelah makam Rasul saw dan Abubakar ra, kenapa?, apakah sekedar iseng belaka?, melainkan bukti bahwa Makam Rasul saw mempunyai kemuliaan, demikian pula Makam Abubakar Shiddiq ra, sehingga Umar ra dalam sakratulmautnya masih sempat mengucapkan kalimat bahwa tak ada yang lebih diperdulikannya selain pembaringan disebelah mereka.

Demikianlah Mahabbah (cinta) kepada Rasul Shallallahu alaihi wa sallam

Allahumma shalii ala nuril anwar wa sirrill ashar wa tiryaqil aghyar wa miftahi babil yasari sayyidina wa maulana Muhammadinil mukhtar wa alihil athhar wa ashabihil akhyar 'adada ni'amillah wa ifdhalih
»»  READMORE...